DUA6022 - KOMUNIKASI DAN PENYIARAN DALAM ISLAM
DISEDIAKAN OLEH :
MUHAMMAD NAZREEN BIN ROMLI (02DAT14F1039)
WAN IZZUDIN BIN WAN SUHAIMI (02DAT14F1033)
MUHAMAD FAIZ BIN AZHARI (02DAT14F1042)
MOHD HAIRUL AFIFI BIN HAMIDEE (02DAT14F1048)
MUHAMMAD LUQMAN AMIN BIN ZAWAWI (02DAT14F1108)
IMAN MUHAMMAD BIN FAIZ MUHAMMAD ONG (02DAT14F1075)
FITNAH ADALAH SALAH SATU DOSA BESAR DAN KESALAHAN DALAM SEMUA KEPERCAYAAN
Apa itu fitnah?Fitnah merupakan satu bentuk komunikasi kepada satu pihak atau lebih yang bertujuan untuk memberikan stigma negatif atas sesuatu peristiwa yang dilakukan oleh pihak lain, ia berdasarkan atas fakta palsu yang dipengaruhi oleh sifat penghormatan, buruk sangka, obses, atau menjatuhkan dan/atau menaikkan nilai reputasi seseorang atau sesuatu pihak. Kata "fitnah" diserap dari bahasa Arab, dan pengertian aslinya adalah "cubaan" atau "ujian". Menurut Kamus Dewan edisi keempat, jonru atau fitnah diertikan sebagai tuduhan (khabar, kisah dan lain-lain) yang diada-adakan (dibuat-buat) untuk memburukkan atau membencanakan seseorang. Makna kata fitnah menurut pandangan Islam dalam Al-Qur’anul Karim, kata fitnah banyak terulang dalam Al-Qur’anul Karim di beberapa surat. Berikut ini ringkasan keterangan Syaikh Muhammad Shaleh Al-Munajjid hafizhahullah tentang makna kata fitnah dalam Al-Qur’anul Karim.
DISEDIAKAN OLEH :
MUHAMMAD NAZREEN BIN ROMLI (02DAT14F1039)
WAN IZZUDIN BIN WAN SUHAIMI (02DAT14F1033)
MUHAMAD FAIZ BIN AZHARI (02DAT14F1042)
MOHD HAIRUL AFIFI BIN HAMIDEE (02DAT14F1048)
MUHAMMAD LUQMAN AMIN BIN ZAWAWI (02DAT14F1108)
IMAN MUHAMMAD BIN FAIZ MUHAMMAD ONG (02DAT14F1075)
FITNAH ADALAH SALAH SATU DOSA BESAR DAN KESALAHAN DALAM SEMUA KEPERCAYAAN
Apa itu fitnah?Fitnah merupakan satu bentuk komunikasi kepada satu pihak atau lebih yang bertujuan untuk memberikan stigma negatif atas sesuatu peristiwa yang dilakukan oleh pihak lain, ia berdasarkan atas fakta palsu yang dipengaruhi oleh sifat penghormatan, buruk sangka, obses, atau menjatuhkan dan/atau menaikkan nilai reputasi seseorang atau sesuatu pihak. Kata "fitnah" diserap dari bahasa Arab, dan pengertian aslinya adalah "cubaan" atau "ujian". Menurut Kamus Dewan edisi keempat, jonru atau fitnah diertikan sebagai tuduhan (khabar, kisah dan lain-lain) yang diada-adakan (dibuat-buat) untuk memburukkan atau membencanakan seseorang. Makna kata fitnah menurut pandangan Islam dalam Al-Qur’anul Karim, kata fitnah banyak terulang dalam Al-Qur’anul Karim di beberapa surat. Berikut ini ringkasan keterangan Syaikh Muhammad Shaleh Al-Munajjid hafizhahullah tentang makna kata fitnah dalam Al-Qur’anul Karim.
1. Cobaan dan Ujian (الابتلاء والاختبار)
Firman Allah Ta’ala,
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (Al-Ankabuut: 2).
Maksud {وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ} adalah
وهم لا يبتلون
“Sedang mereka tidak diuji lagi?” (Tafsir Ibnu Jarir).
2. Memalingkan dari jalan kebenaran dan menolaknya
Firman Allah Ta’ala,
وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ
“Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu” (Al-Maaidah: 49).
Al-Qurthubi rahimahullah mengatakan,
معناه: يصدوك ويردوك
“Maknanya adalah menghalangimu dan menolakmu.”
3. Siksa
Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
ثُمَّ إِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِينَ هَاجَرُوا مِنْ بَعْدِ مَا فُتِنُوا
“Dan sesungguhnya Tuhanmu (pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah sesudah mendapatkan siksaan” (An-Nahl: 110).
Maksud {فُتِنُوا} adalah mereka disiksa.
4. Syirik dan kekufuran
Sebagaimana firman Allah Ta’ala :
وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّىٰ لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ
“Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi” (Al-Baqarah: 193).
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan fitnah dalam Ayat ini berkata,
أي شرك
“yaitu syirik.”
5. Terjatuh di dalam kemaksiatan dan kemunafikan
Sebagaimana firman Allah Ta’ala tentang orang-orang munafikin,
يُنَادُونَهُمْ أَلَمْ نَكُنْ مَعَكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ وَلَٰكِنَّكُمْ فَتَنْتُمْ أَنْفُسَكُمْ
“Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: “Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?” Mereka menjawab benar, tetapi kalian mencelakakan diri kalian sendiri” (Al-Hadiid: 14)
Al-Baghawi rahimahullah berkata,
أي أوقعتموها في النفاق وأهلكتموها باستعمال المعاصي والشهوات.
“Maksudnya kalian menjerumuskan diri kalian sendiri kedalam nifak dan kalia binasakan diri kalian dengan melakukan kemaksiatan dan (mengikuti) syahwat.”
6. Samarnya antara kebenaran dengan kebatilan
Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
إِلَّا تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ
“Jika kalian (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kesamaran antara Kebenaran dengan kebatilan di muka bumi dan kerusakan yang besar” (Al-Anfaal: 73).
Maksudnya:
إلا يوالى المؤمن من دون الكافر ، وإن كان ذا رحم به {تكن فتنة في الأرض} أي شبهة في الحق والباطل
“Jika tidak wala’ (cinta) kepada kaum mukminin tanpa orang kafir walaupun (orang kafir tersebut) kerabat yang ada hubungan rahimnya, {تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ}, yaitu: akan terjadi syubhat / kesamaran antara Kebenaran dengan kebatilan” (Tafsir Jami’ul Bayan, Ibnu Jarir).
7. Penyesatan
Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
وَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ فِتْنَتَهُ فَلَنْ تَمْلِكَ لَهُ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا
“Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) daripada Allah” (Al-Maaidah: 41).
Sesungguhnya makna fitnah disini adalah Penyesatan (Al-Bahrul Muhith).
8. Pembunuhan dan penawanan
Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي الْأَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلَاةِ إِنْ خِفْتُمْ أَنْ يَفْتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا
“Dan apabila kalian bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kalian men-qashar shalat(mu), jika kalian takut diserang orang-orang kafir” (An-Nisaa`: 101).
Dalam Tafsir Ibnu Jarir, disebutkan tafsir ayat ini,
حملهم عليهم وهم فيها ساجدون حتى يقتلوهم أو يأسروهم
“Serangan orang kafir terhadap kaum mukminin, sedangkan mereka dalam keadaan shalat, saat sujud, hingga orang-orang kafir tersebut membunuh kaum mukminin atau menawan mereka” (Tafsir Ibnu Jarir).
9. Perselisihan pendapat dan tidak bersatunya hati mereka
Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
لَوْ خَرَجُوا فِيكُمْ مَا زَادُوكُمْ إِلَّا خَبَالًا وَلَأَوْضَعُوا خِلَالَكُمْ يَبْغُونَكُمُ الْفِتْنَةَ
“Jika mereka berangkat bersama-sama kalian, niscaya mereka tidak menambah kalian selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas maju ke muka di celah-celah barisan kalian, untuk mengadakan perselisihan di antara kalian” (At-Taubah: 47)
Maksud dari {يَبْغُونَكُمُ الْفِتْنَةَ} adalah mereka menjerumuskan kalian ke dalam perselisihan diantara kalian.
10. Gila
Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
بِأَيْيِكُمُ الْمَفْتُونُ
“Siapa di antara kalian yang gila” (Al-Qolam: 6)
Maksud {الْمَفْتُونُ} adalah gila.
11. Pembakaran dengan api
إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
“Kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar” (Al-Buruuj:10).
Al-Baghawi rahimahullah berkata,
{إن الذين فتنوا} عذبوا وأحرقوا
Makna {إن الذين فتنوا} mereka diadzab dan dibakar.
Ibnu Hajar rahimahullah berkata,
ويعرف المراد حيثما ورد بالسياق والقرائن. الفتح ( 11 /176)
“Dan diketahui makna (fitnah) ketika disebutkan kata tersebut, dari konteks kalimat dan petunjuk-petunjuknya” (Fathul Bari 11/176).
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, “Dan adapun kata fitnah yang Allah Subhanahu sandarkan kepada diri-Nya atau Rasul-Nya sandarkan kepada-Nya, contohnya firman Allah
{وَكَذَٰلِكَ فَتَنَّا بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ}
“Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka dengan sebahagian mereka yang lain” (Al-An’aam: 53).
Dan perkataan Nabi Musa,
إِنْ هِيَ إِلَّا فِتْنَتُكَ تُضِلُّ بِهَا مَنْ تَشَاءُ وَتَهْدِي مَنْ تَشَاءُ
“Itu hanyalah cobaan dari Engkau, Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki”(Al-A’raaf: 155).
Maka (fitnah dalam konteks tersebut) bermakna lain, yaitu bermakna ujian dan cobaan dari Allah bagi hamba-hamba-Nya, baik berupa kebaikan maupun keburukan, dengan diberi kenikmatan ataupun ditimpa musibah, maka ini memiliki makna tersendiri. Fitnah kaum musyrikin juga memiliki makna tersendiri, fitnah seorang mukmin pada hartanya, anaknya, dan tetangganya pun memiliki makna tersendiri. Fitnah yang Allah takdirkan terjadi diantara kaum muslimin, sepertti fitnah yang Dia takdirkan terjadi diantara pengikut Ali dan Mu’awiyah dengan Ahlul Jamal dan (fitnah yang terjadi) dantara kaum muslimin hingga saling memerangi dan saling memboikot, ini juga memiliki makna tersendiri (Zaadul Ma’aad: 3/170). (Sumber: https://muslim.or.id/25955-makna-fitnah-dalam-al-quran-1.html)
Dalam agama lain, fitnah juga amat dicegah kerana ia dapat membawa bala atau kemusnahan dalam hidup. Sebagai manusia, kita tidak akan terlepas dari ujian dan dugaan. Tidak mengira usia, jantina atau agama dan bangsa, kita akan diuji dengan pelbagai ujian seperti fitnah, kecurian, kematian dan sebagainya. Dalam agama masing-masing ada mengatakan bahawa kita harus tabah dan sabar dalam menempuh ujian dari tuhan.
Kesan-kesan Fitnah
1. Kesan terhadap individu
Fitnah sangat memberi kesan yang besar terhadap individu. Apabila kita sering terdedah perbuatan fitnah kepada masyarakat, kita akan kehilangan kepercayaan orang lain terhadap kita. Perbuatan fitnah amatlah busuk dan diterima dalam masyarakat. Kita mudah dilabel sebagai penabur fitnah atau mulut puaka oleh sesetengah masyarakat. Selain itu, kesan fitnah kepada mangsa fitnah amat besar sekali. Fitnah dapat membuatkan hidup kita tidak tenteram dan diselubungi cacian dan hinaan orang yang mempercayai fitnah. Kadang-kadang fitnah ini boleh berterusan sampai tujuh keturuna. Sebab itu orang - orang tua berkata "senang menabur pelepah atau daun di sepanjang jalan tapi sukar untuk mengutip ia kembali kerana ditiup angin".
2. Kesan terhadap masyarakat
Fitnah adalah satu punca kejatuhan sesebuah kaum atau masyarakat. Perbalahan atau peperangan yang tercetus akibat fitnah amat memberi impak negatif dalam masyarakat. Setiap orang akan sentiasa bermasam muka dan bersangka buruk mengakibatkan masing-masing menjadi seperti enau dalam belukar. Oleh kerana itu, sebagai masyarakat yang bersepadu, kita seharusnya membuang sikap menfitnah orang lain atau memburuk-burukkan orang lain semata-mata kepuasan diri sendiri. Sikap ini tidak akan menguntungkan mana-mana pihak pun bahkan ia akan memusnahkan perpaduan kaum dan masyarakat.
3. Kesan terhadap negara
Isu fitnah menfitnah ini amat berleluasa dalam era serba canggih ini. Ini dapat dapat membuktikan bahawa negara kita mudah ditipu atau dihasut supaya berperang atau perbalahan. Ini mengakibat negara kita tidak aman dan bersepadu. Tambahan pula, dengan wujudnya fitnah, negara kita mudah dijajah atau diceroboh oleh orang luar untuk berbatu apikan masyarakat dan pemimpin-pemimpin negara. Ini mengakibatkan kejatuhan institusi kerajaan dan raja-raja melayu dan negara kita mudah jatuh ke tangan orang luar. Oleh demikian, kita seharusnya berfikir waras dan bersikap positif supaya kita jauh daripada sikap menfitnah atau menyebarkan perkara yang tidak betul supaya negara kita menjadi sebuah negara yang aman dan makmur
Langkah-langkah Menangani Fitnah
1. Individu
Sebagai individu, kita perlu mendekatkan diri kepada Allah dan sentiasa berpegang kepada agama.
Dalam hadis Rasulullah S.A.W pernah bersabda " Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selamna berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah (Al-Quran) dan Sunnah Rasulnya." (Hadits Shahih Lighairihi, H.R. Malik; al-Hakim, al-Baihaqi, Ibnu Nashr dan Ibnu Hazm. Kita haruslah ingat akan balasan-balasan yang akan menimpa sekiranya kita berlaku fitnah kepada orang lain. Dalam Al-Quran ada menyebut fitnah adalah antara dosa-dosa besar. Antara balasannya yang disebut dalam Al-Quran ialah lidah seorang penfitnah akan dipotong dengan besi yang panas berkali-kali. Betapa beratnya dosa fitnah ini terhadap individu
2. Masyarakat
Kita hendaklah melakukan kegiatan keagamaan dalam masyarakat seperti kempen anti fitnah, ceramah dan aktiviti kemnasyarakat agar kita dihindari daripada budaya fitnah menfitnah dalam masyarakat. Ini dapat mewujudkan sebuah masyarakat yang makmur dan bersatu padu.
3. Negara
Kerajaan perlu meletakkan satu undang-undang atau satu peringatan kepada rakyat akan buruknya perbuatan fitnah dalam negara. Pemimpin harus memainkan peranan penting dalam mewujudkan sebuah negara yang bersatu padu supaya negara dapat dihindarkan dari perkara-perkara yang tidak diingini.
Kesimpulan
Di sini, kami dapat menyimpulkan bahawa fitnah merupakan salah satu perbuatan atau dosa besar dalam semua kepercayaan. Ia memberi kesan atau impak yang besar dalam kehidupan sama ada individu, masyarakat ataupun negara. Pelbagai cara dan langkah diwujudkan bagi menghindari perbuatan fitnah dalam diri, masyarakat dan negara. Oleh itu, perbuatan fitnah amat harus ditinggalkan bagi membina sebuah negara yang aman dan makmur.
SEKIAN TERIMA KASIH